Gambar 1. Pulau Tabuhan dilihat dari perahu boat
Baru kemarin saya mengunjungi Pulau Tabuhan yang terletak di Negara tercinta kita Indonesia, tepatnya di kota kelahiran saya Banyuwangi, Kec. Bangsring. Pulau kecil ini sebenarnya hanya merupakan "Atol" karena tidak memiliki sumber air tawar sehingga tidak dapat mendukung kehidupan manusia dan kehidupan ekonomi. Tapi bukan berarti Pulau ini tidak bermanfaat yaa... Pulau ini sangat berpotensi menjadi tempat wisata yang eksotis dengan pasir yang putih bersih dan juga air laut yang jernih.
Gambar 2. Laut yang jernih dengan terumbu karang yang indah cocok untuk snorkeling
Gambar 3. Tidak adanya penduduk yang bermukim disana menjadikan pulau ini seperti pulau pribadi
Gambar 4. Pesona pesisir yang cantik
Indah bukan? hanya dengan membayar Rp 300.000,- untuk menyewa perahu yang bisa dinaiki 10 orang saja, kita sudah bisa menikmati keindahan pulau Tabuhan sekaligus bersnorkeling ria disana. sayang sekali jika pulau ini tidak dijaga dan dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan secara maksimal bukan berarti kita melakukan eksploitasi besar-besaran tanpa mengindahkan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Pemanfaatan besar-besaran juga bukan berarti meningkatkan jumlah wisatawan yang datang berkunjung saja. Tapi bagaimana caranya kita bisa memanfaatkan semaksimal mungkin, mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin, tapi juga dengan tetap menjaga keindahan dan kekayaan alam yang ada disana, terutama kebersihan. Dengan jumlah wisatawan yang datang tidak cukup banyak namun sudah banyak sampah berserakan di pulau yang masih tergolong alami ini.
Gambar 5. Terlihat sampah botol minum di sekitar papan
Papan tersebut tidak hanya bertuliskan nama pulau Tabuhan, tetapi ada peringatan "Keep the Beach Clean" juga disana, nah sayangnya disekitar tulisan itu malah ada sampah botol plastik yang berserakan.
Gambar 6. Sampah pengunjung yang berserakan
Bukan bermaksud mengatakan Pulau Tabuhan itu sudah kotor dan tidak terawat, namun hal ini adalah "WARNING!" untuk para wisatawan yang datang, tidak hanya pulau Tabuhan namun juga dimanapun tempat kita berkunjung. Hak kita sebagai pengunjung adalah menikmati tempat yang kita kunjungi namun jangan lupakan kewajiban kita untuk tetap menjaga kebersihannya dan tidak merusak. Sebenarnya di daerah terumbu karang yang masih dekat dengan pesisir juga ada beberapa sampah plastik yang sebagian menutupi terumbu karang. Sampah plastik akan menghalangi karang atau coral yang merupakan fase polip dari kelas Anthozoa ini untuk mendapatkan sinar matahari. Sehingga wajar saja jika dalam hitungan bulan sudah ada beberapa coral yang mengalami bleaching atau pemutihan. Tidak hanya berdampak buruk pada terumbu karang, sampah plastik juga bisa mengakibatkan kematian biota laut. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Dr. James, Peneliti asal Kanada. Beberapa kura-kura dari hasil penelitiannya seringkali mati dikarenakan terdapat sampah plastik di dalam perutnya, kura-kura tersebut mengira sampah plastik adalah ubur-ubur. Kejadian itu tentu tidak kita inginkan terjadi di daerah kita juga kan?
Memang, sampah disini masih bisa dikatakan sedikit tapi bukan berarti kita boleh seenaknya membuangnya sembarangan kan? ingat efek yang terjadi nantinya, bahkan masyarakat setempat pun sempat kaget dan mengatakan, "terumbu karangnya masih lebih indah waktu itu." yang berarti ekosistem terumbu karang di sekitar pulau Tabuhan telah mengalami degradasi.
Ketika kita telah mengambil hak kita sebagai wisatawan, jangan lupa untuk memenuhi kewajiban kita juga.
Save Our Environment, Save Our Earth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar